Rabu, 07 Oktober 2009

Sidoarjo Juga Digoyang Isu Gempa

SIDOARJO - Isu gempa yang berpotensi tsunami mengguncang Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (7/10/2009), membuat warga cemas. Bahkan, siswa di beberapa sekolah dipulangkan lebih awal. Saat jam belajar masih berlangsung mereka berhamburan keluar ruang sekolah.

Kabar terjadinya gempa itu diperoleh salah seorang guru di SMP Negeri 2 Sidoarjo. Selain itu di masyarakat juga sudah beredar kabar kalau antara pukul 12.00 sampai 13.00 WIB akan terjadi gempa di kawasan Sidoarjo.

Kondisi panik terlihat di SMPN 2 Sidoarjo, siswa terpaksa dipulangkan sebelum jam sekolah usai. "Kami memulangkan seluruh siswa sebelum jam pelajaran berakhir, karena mendapat informasi ada gempa," ujar Kepala Sekolah SMPN 2 Sidoarjo, Ambar Sri Sulastri, Rabu (7/10/2009) siang.

Ambar mengatakan isu gempa diterimanya dari seorang pengajar setempat. Dia dilapori bahwa di Sidoarjo bakal terjadi gempa. Bahkan, tak tanggung-tanggung, kekuatan gempa tersebut diperkirakan sebesar 8,8 skala Richter. Jauh lebih besar dibandingkan gempa yang meluluhlantakkan Sumatera Barat, yang hanya sebesar 7,6 skala Richter.

Saat menerima informasi, Ambar mengaku tak menggubris isu tersebut. Namun dia berubah panik, ketika sejumlah guru menghadap dan meminta siswa dipulangkan.

"Saya langsung berkoordinasi dengan kepala sekolah beberapa sekolah lain terkait isu itu. Disekolah lain ternyata sama, isu gempa itu membuat siswa panik," urai Ambar.

Tanpa menunggu lama, dia langsung berkoordinasi dengan Zaini, Sekretaris Diknas Pemkab Sidoarjo. "Pak Zaini mengatakan kalau memang takut, tidak apa-apa kalau murid-murid dipulangkan," akunya.

Akhirnya siswa dipulangkan pada sekira pukul 11.30 WIB. Namun, siswa ketika mendengar kabar itu langsung berhamburan keluar sekolah. Mereka ada yang menangis karena takut terjadi gempa. Apalagi dalam menyampaikan kabar itu melalui pengeras suara.

"Saya sudah telepon bapak agar segera dijemput. Saya takut kalau gempa itu benar terjadi," ujar Dinda, siswa kelas 8 SMPN 2 Sidoarjo yang tampak pucat karena takut gempa.

Dengan memulangkan siswa, Ambar mengaku bak makan buah simalakama. Di satu sisi, dia takut akan ditegur pihak Diknas. Sedangkan di sisi lain, dia adalah penanggung jawab sekolah, dan harus bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan siswa-siswinya. "Saya telepon guru sekolah lain juga memulangkan siswanya lebih awal," tandasnya.

Selain di Kecamatan Sidoarjo, keresahan akibat isu gempa itu juga terjadi di beberapa kecamatan lain. Di antaranya di Kecamatan Sukodono, Waru, Taman, Sedati, Gedangan, bahkan Krian yang berjarak puluhan kilometer dari kawasan pesisir Sidoarjo.

Maslichah, guru SDN Suko Kecamatan Sukodono mengatakan, pihak sekolah terpaksa memulangkan siswa lebih awal karena takut gempa. "Karena kabar gempa itu, siswa terpaksa dipulangkan," ucapnya.

Bukan hanya itu, warga di kawasan Saimbang, Keamatan Sukodono juga digegerkan adanya kabar gempa. Bahkan, ada warga yang mengatakan kalau kabar adanya gempa itu diinformasikan melalui pengeras suara.

"Ada orang yang menginformasikan melalui pengeras suara. Dari rumah saya terdengar ada imbauan waspada gempa yang terjadi pukul 12.00 sampai 13.00 WIB," ujar salah satu warga Saimbang.

Isu gempa itu juga terdengar oleh Bupati Sidoarjo Win Hendrarso. Win mengimbau kepada warga Sidoarjo jangan terpancing isu gempa. "Saya mengimbau warga agar tenang dan jangan terpancing isu yang belum jelas kebenarannya," tegasnya.

Win menambahkan, sepanjang informasi itu bukan dari aparat berwenang seperti BMG masyarakat jangan panik. Apalagi secara keilmuwan belum bisa dijelaskan secara rinci kapan datangnya gempa itu.

"Kalau memperoleh informasi seperti itu lagi (gempa) dicermati secara tenang. Karena belum jelas kebenarannya. Jadi jangan ditanggapi terlalu reaktif," ujar Win Hendrarso usai mengecek ke beberapa dinas dan instansi lain terkait isu itu.

Kapolsek Sukodono, AKP Kasiani yang mendapat informasi itu langsung menelusuri isu itu. Ternyata memang ada orang yang membawa mobil berkeliling untuk mempromosikan pasar malam. "Bukan gempa tapi gebyar, kedengarannya gempa. Sudah saya cek tidak ada pengumuman seperti itu," ujarnya.

Setelah ditelusuri, isu gempa berpotensi tsunami itu berawal dari berita di sebuah media online. Media tersebut memberitakan pernyataan Gubernur Soekarwo yang mengimbau seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya gempa berkekuatan 8,8 skala Richter.

Imbauan itu, berdasar penelitian LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Ternyata, imbauan itu disalahartikan. Dari mulut ke mulut, berita tersebut akhirnya tersebar luas dan membuat panik masyarakat di sejumlah daerah di Jawa Timur.